Jumat, 25 Mei 2012

Menemukan Titik Kebenaran


Dalam buku muqoranah madzahib, jika memang ingin mencari kebenaran kita harus melepas baju kebanggaan. Organisasi bukanlah agama yang harus ‘diangguki’. Dia hanya sarana mendekatkan diri pada ilahi dan menolong agama-Nya. Itu!!!. Fanatik madzhab mengakibatkan mundurnya islam, pengetahuan islam tak lagi berkemabang seperti sebelum2nya. Kita tahu siapa saja ulama2 besar, 4 imam madzhab. Semuanya punya keterkaitan. Syafi’i contohnya, ia berguru pada imam Malik dan kemudian berguru pada murid imam abu hanifah. Ia berguru pada 2 imam madzhab yang terkenal sampai pelosok bumi ilahi. Bagaimana pendapatnya??sama??gak!! kl pendapatya sama, gag mungkin syafi’I sampai sekarang disebut2. Kl pendapatnya sama, paling2 hanya jadi penguat.
Menurut ustadz yusuf qordhowi dalam buku maqoshid syari’ah-nya, murid yang cerdas bukan hanya mengangguk pada apa yang di ajarkan gurunya. Jika hanya mengangguk, berarti dia bukan murid, tapi hamba. Dan…orang2 yang katanya belajar dari barat dan hanya bisa mengangguk, dia bukan murid dari barat, tapi hamba barat. Tak ada salahnya mengikuti suatu pendapat ASAL…. Ya minimal tahu apa alasan dan DALILnya (walau gag hafal), bisa menguatkan pendapat yang diikuti jika ada yang berbeda pendapat dengannya. Tentunya tidak menutup diri dengan alasan lain/pendapat lain. Punya alasan kenapa memilih. So, lepas baju ‘kebanggan’ jika ingin mencari yang dirasa lebih tepat. Jadilah murid yang baik. Buka jadi ‘hamba’ yang baik. ^^

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

About

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Pages - Menu

Jumat, 25 Mei 2012

Menemukan Titik Kebenaran


Dalam buku muqoranah madzahib, jika memang ingin mencari kebenaran kita harus melepas baju kebanggaan. Organisasi bukanlah agama yang harus ‘diangguki’. Dia hanya sarana mendekatkan diri pada ilahi dan menolong agama-Nya. Itu!!!. Fanatik madzhab mengakibatkan mundurnya islam, pengetahuan islam tak lagi berkemabang seperti sebelum2nya. Kita tahu siapa saja ulama2 besar, 4 imam madzhab. Semuanya punya keterkaitan. Syafi’i contohnya, ia berguru pada imam Malik dan kemudian berguru pada murid imam abu hanifah. Ia berguru pada 2 imam madzhab yang terkenal sampai pelosok bumi ilahi. Bagaimana pendapatnya??sama??gak!! kl pendapatya sama, gag mungkin syafi’I sampai sekarang disebut2. Kl pendapatnya sama, paling2 hanya jadi penguat.
Menurut ustadz yusuf qordhowi dalam buku maqoshid syari’ah-nya, murid yang cerdas bukan hanya mengangguk pada apa yang di ajarkan gurunya. Jika hanya mengangguk, berarti dia bukan murid, tapi hamba. Dan…orang2 yang katanya belajar dari barat dan hanya bisa mengangguk, dia bukan murid dari barat, tapi hamba barat. Tak ada salahnya mengikuti suatu pendapat ASAL…. Ya minimal tahu apa alasan dan DALILnya (walau gag hafal), bisa menguatkan pendapat yang diikuti jika ada yang berbeda pendapat dengannya. Tentunya tidak menutup diri dengan alasan lain/pendapat lain. Punya alasan kenapa memilih. So, lepas baju ‘kebanggan’ jika ingin mencari yang dirasa lebih tepat. Jadilah murid yang baik. Buka jadi ‘hamba’ yang baik. ^^

 
Template Indonesia | Goresan Tinta Malam
Aku cinta Indonesia