Selasa, 22 Mei 2012

Agama Bukan Sekedar Simbol


Lafadz ‘agama’ adalah lafadz suci yang mencakup segala hal baik, apapun agamanya dapat dijamin ‘kebaikan’ ajarannya. Kebenaran-kebenaran yang sifatnya universal pasti pasti juga diakui dalam setiap agama. Bahwa mencuri itu perbuatan tercela, bahwa menolong orang lain itu kebenaan, bahwa membunuh itu dosa, bahwa berzina itu keji, setiap agama mengakuinya.
Setiap umat pasti mengakui kebenaran agama yang dianutnya. Tidak mungkin seseorang memeluk satu agama namun mengakui kebenaran agama lainnya. Jika seorang yang beragama mengakui kebenaran agama selain yang dianutnya, mungkin orang tersebut masih ragu terhadap agamanya. Jika semua agama benar, rasanya tak perlu lagi memilih-milih agama dan menganut agama tertentu. Sama halnya dalam Islam, jika seorang mengaku Islam berarti ia mengakui hanya Islamlah agama kebenaran. Sebagimana firmanNya
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (al-imran; 85)
Ayat dia atas jelas menafikan kebenaran agama selain Islam. Jika seorang yang mengaku Islam mengakui kebenaran agama lain sama halnya dengan benarnya Islam, lalu bagaimana ia mengartikan dan memahami ayat di atas?
Kita mengakui bahwa ajaran-ajaran semua agama itu benar. Namun Islam tidak mengakui kebenaran agama lain terutama dalam hal keyakinan. Lâ ilaaha illa allah. Tiada Tuhan selain Allah. Jika islam memang mengakui kebenaran agama lain, tentu rasulullah tak perlu bersusah-payah mendakwakan ajaran Isalam, ajaran Tauhid. jika ditanya, apa perbedaan antara Allah dan Tuhan? maka jawabnya, tat berbeda. Allah adalah Tuhan dan Tuhan pasti Allah. Dan yang dinamakan Tuhan dalam agama-agama non Islam pada hakikatnya bukanlah Tuhan, tapi ‘sesuatu’ yang disembah dan dianggap seolah Tuhan.
Jika non Islam melakukan kebaikan, maka kebaikannya tak dapat membuat makaikat mencatatnya yang kemudian diperhintungkan sebagai amalan surga. Kebaikan mereka akan dibalas di dunia. Firman Allah ‘in ahsantum ahsantum li anfusikum’, berlaku bagi semua manusia. Agama memang symbol kebaikan, tapi Islam bukan sekedar symbol kebaikan, tapi juga mengandung symbol iman dan keyakinan. Terlalu banyak Allah menyangkutkan kebaikan (amal sholeh) dengan keimanan, seperti firmanNya
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (al-Baqarah;25)
وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا قَدْ أَحْسَنَ اللَّهُ لَهُ رِزْقًا
“Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah”. (Qs. at-Talaq;11)
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَآمَنُوا بِمَا نُزِّلَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَهُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَأَصْلَحَ بَالَهُمْ
“Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka.” ( Qs. Muhammad;2)
Ayat-ayat di atas menunjukkan adanya unsur iman dan amal dalam Islam. jika seseorang mengatakan yang penting beramal, apapun agamanya pasti baik, benar, diridhai Allah dan masuk surga, maka tak bisa dibenarkan. Harus ada iman yang melingkupi hatinya, yakni iman pada Allah. Seperti kisah paman nabi yang dengan gigihnya membantu dan memperjuangkan gerak dakwah nabi menjunjung Islam, namun dia tetap saja mendapat neraka siksa neraka paling ringan. Kisah ini menandakan amal kebaikan seseorang diridhoi Allah jika disertai iman, bukan semata-mata amal saja. Jadi kita tidak dapat mengatakan yang penting beramal, tanpa disertai iman pada Allah.
Wallahu’alam.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

About

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Pages - Menu

Selasa, 22 Mei 2012

Agama Bukan Sekedar Simbol


Lafadz ‘agama’ adalah lafadz suci yang mencakup segala hal baik, apapun agamanya dapat dijamin ‘kebaikan’ ajarannya. Kebenaran-kebenaran yang sifatnya universal pasti pasti juga diakui dalam setiap agama. Bahwa mencuri itu perbuatan tercela, bahwa menolong orang lain itu kebenaan, bahwa membunuh itu dosa, bahwa berzina itu keji, setiap agama mengakuinya.
Setiap umat pasti mengakui kebenaran agama yang dianutnya. Tidak mungkin seseorang memeluk satu agama namun mengakui kebenaran agama lainnya. Jika seorang yang beragama mengakui kebenaran agama selain yang dianutnya, mungkin orang tersebut masih ragu terhadap agamanya. Jika semua agama benar, rasanya tak perlu lagi memilih-milih agama dan menganut agama tertentu. Sama halnya dalam Islam, jika seorang mengaku Islam berarti ia mengakui hanya Islamlah agama kebenaran. Sebagimana firmanNya
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (al-imran; 85)
Ayat dia atas jelas menafikan kebenaran agama selain Islam. Jika seorang yang mengaku Islam mengakui kebenaran agama lain sama halnya dengan benarnya Islam, lalu bagaimana ia mengartikan dan memahami ayat di atas?
Kita mengakui bahwa ajaran-ajaran semua agama itu benar. Namun Islam tidak mengakui kebenaran agama lain terutama dalam hal keyakinan. Lâ ilaaha illa allah. Tiada Tuhan selain Allah. Jika islam memang mengakui kebenaran agama lain, tentu rasulullah tak perlu bersusah-payah mendakwakan ajaran Isalam, ajaran Tauhid. jika ditanya, apa perbedaan antara Allah dan Tuhan? maka jawabnya, tat berbeda. Allah adalah Tuhan dan Tuhan pasti Allah. Dan yang dinamakan Tuhan dalam agama-agama non Islam pada hakikatnya bukanlah Tuhan, tapi ‘sesuatu’ yang disembah dan dianggap seolah Tuhan.
Jika non Islam melakukan kebaikan, maka kebaikannya tak dapat membuat makaikat mencatatnya yang kemudian diperhintungkan sebagai amalan surga. Kebaikan mereka akan dibalas di dunia. Firman Allah ‘in ahsantum ahsantum li anfusikum’, berlaku bagi semua manusia. Agama memang symbol kebaikan, tapi Islam bukan sekedar symbol kebaikan, tapi juga mengandung symbol iman dan keyakinan. Terlalu banyak Allah menyangkutkan kebaikan (amal sholeh) dengan keimanan, seperti firmanNya
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (al-Baqarah;25)
وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا قَدْ أَحْسَنَ اللَّهُ لَهُ رِزْقًا
“Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah”. (Qs. at-Talaq;11)
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَآمَنُوا بِمَا نُزِّلَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَهُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَأَصْلَحَ بَالَهُمْ
“Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka.” ( Qs. Muhammad;2)
Ayat-ayat di atas menunjukkan adanya unsur iman dan amal dalam Islam. jika seseorang mengatakan yang penting beramal, apapun agamanya pasti baik, benar, diridhai Allah dan masuk surga, maka tak bisa dibenarkan. Harus ada iman yang melingkupi hatinya, yakni iman pada Allah. Seperti kisah paman nabi yang dengan gigihnya membantu dan memperjuangkan gerak dakwah nabi menjunjung Islam, namun dia tetap saja mendapat neraka siksa neraka paling ringan. Kisah ini menandakan amal kebaikan seseorang diridhoi Allah jika disertai iman, bukan semata-mata amal saja. Jadi kita tidak dapat mengatakan yang penting beramal, tanpa disertai iman pada Allah.
Wallahu’alam.

 
Template Indonesia | Goresan Tinta Malam
Aku cinta Indonesia