Sabtu, 19 Mei 2012
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
secara umum, seiring
berkembangnya kemajuan dunia, kini banyak kita jumpai para remaja hamil luar nikah. Kejadian-kejadian yang demikian ini dialami remaja putri saat mereka
berusia remaja yakni usia-usia sekolah setara SMP, SMA dan masa-masa kuliah. Dimana pada masa-masa
inilah mereka, para remaja mengalami perkembangan secara fisik maupun psikis.
Dimasa inilah remaja mengalami gejolak emosi yang kadang bahkan sering tak
terkontrol, didorong juga dengan keingin-tahuannya yang sangat besar. Menurut
De Burn, periode remaja merupakan pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan
masa dewasa. Sedang menurut Anna Freud, pada masa remaja terjadi proses
perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan
psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan orangtua dan cita-cita
meraka dimana cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. Masa
remaja adalah masa dimana seorang anak yang akan tumbuh menjadi sosok dewasa
dengan berbagai perkembangan yang ia alami diantaranya: 1) perkembangan fisik,
2) perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan
mental seperti belajar, menalar, berfikir, dan berbahasa. Dalam tahap ini
remaja cenderung berfikir secara egosentris, maksudnya; ketidakmampuan melihat
suatu hal dari sudut pandang orang lain. Pada masa ini remaja merasa yakin akan
apa yang ia lakukan tanpa memperdulikan sudut pandang orang lain dan fakta yang
sebenarnya. Mereka berfikir bahwa mereka adalah sosok unik dan tidak
terpengaruh oleh hukum alam sehingga mereka cenderung berperilaku menyimpang
karena merasa salalu terlindung dari bahaya. Pada umumnya remaja berfikir tidak
realistis yakni melakukan hal melakukan bahaya tanpa mungkin mengalami akibat
dari bahaya itu. Misalnya seorang remaja putri yang merasa tidak akan hamil
setelah melakukan zina, atau seperti anak laki-laki pada umumnya yang
mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dan tidak terfikir akan akibat
kecelakaan. 3) perkembangan kepribadian
dan sosial. Perkembangn kepribadian adalah perubahan yang berhubungan dengan
dunia dan menyatakan emosi secara unik. Sedang perkembangan sosial adalah
perubahan yang berhubungan dengan orang lain. Masa ini adalah masa dimana
remaja mulai mencari identitasnya dimata sosial. Dan pada umumnya remaja lebih
senang melakukan kegiatan di luar rumah, oleh karenanya karakter remaja
terbentuk dari karakter lingkungan pergaulan yang ia pilih karena remaja lebih
cenderung melibatkan teman sebayanya dibanding orangtuanya dalam mengambil
keputusan. Dalam perincian remaja ada yang disebut dengan remaja madya, dimana
pada masa ini remaja ingin disanjung dan dipuja-puja. Remaja laki-laki
cenderung meniru sadang remaja perempuan cenderung mangagumi dan memuja sesuatu
dalam hayalan. Pada masa ini ramaja tidak lagi bermain dengan teman-teman
sejenisnya melainkan ia mulai merasa senang bergaul dengan lawan jenisnya. Ketika
ia menemukan sosok yang ia kagumi, maka ia pun akan melakukan sesuatu yang
menyenangkan sosok yang ia kagumi tersebut sebagai bukti atas kekagumannya. Singkatnya,
ketika hal ini terjadi disertai dengan cara egosentrisnya maka mungkin seorang
remaja putri untuk melakukan zina tanpa berfikir akibat yang akan ia alami demi
membuktikan cinta pada sosok yang ia kegumi tersebut.
·
Karakter
remaja yang hamil luar nikah.
Karakter
remaja yang hamil luar nikah tentu ia akan merasa terbebani dengan berbagai
problem yang ia hadapi (seperti yang akan dijelaskan pada pembahasan berikutnya
menganai materi dakwah), Ia akan merasa minder, selalu merasa bersalah,
menyesal, malu, bahkan stress, sehingga ia cenderung nutup diri dari masyarakat
dan teman-teman sekitarnya.
® Dari segi jenis kelamin, jelas disini mad’u berjenis perempuan.
® Usia mad’u SMA mayoritas berusia 16-18 tahun.
® Secara geografis, siswa SMA yang hamil luar nikah biasanya terjadi
/ dialami siswi yang tinggal di daerah perkotaan karena labih bebasnya
pergaulan, namun juga tidak bisa dinafikan adanya kejadian ini pada siswi yang
tinggal di daerah pedesaan namun hal ini jarang terjadi.
® Secara ekonomi, kejadian ini dialami oleh berbagai kalangan, baik
dari masyarakat kalangan bawah, menengah, maupun masyarakat kalangan atas.
B.
Metode Dakwah
Setelah
kita mengetahui karakter remaja yang sangat mudah terpengaruh lingkungan dan
terhadap apa yang ia dengar dan ia saksikan, maka remaja merupakan mad’u yang
mudah untuk menerima dakwah. Namun remaja juga merupakan masa paling mudah
menerima pengaruh yang tidak baik. Maka metode dakwah pun harus dengan metode
yang berkesan bagi merka. Dakwah pada remaja memerlukan pendekatan dengan
memahami hati dan psikologi mereka. oleh karenanya dakwah pada remaja bukanlah
dengan ceramah-ceramah, melainkan dengan metode yang sesuai dengan perkembangan
dan minat mereka, misalnya dengan mengadakan out bound, renungan malam disertai
api unggun, motivasi-motivasi yang juga dikaitkan dengan nilai-nilai islam,
atau mengadakan seminar gratis bersertifikat, dll. Ini dilakukan agar jangan
sampai remaja merasa bahwa islam adalah agama yang membosankan. Jangan kerana
terlalu ghairah lalu kita mendahulukan hukum daripada mendidik. Karena pada
realitanya banyak remaja menjauhi kajian-kajian islam karena mereka menganggap
bahwa ajaran islam penuh dengan peraturan tanpa adanya pendekatan terlebih
dahulu. Oleh karenanya, setelah melihat sisi psikolagi / karakter mad’u seperti
yang telah dijelaskan di atas, maka dakwah
yang dilakukan disini adalah dakwah heart by heart, yakni kita kita
harus menggunakan pendekatan pribadi pada mad’u, misalnya dengan menanyakan apa
masalah yang sedang ia hadapi, bagaimana perasaannya, dan juga latar belakang
mengapa hal ini bisa terjadi, sehingga ia merasa masih ada yang memperdulikannya dan
tak serta merta disalahkan. Dan setelah ia mengungkapkan apa yang ia alami
barulah kita masukkan / beri nasihat tanpa memojokkannya dan juga tidak
menakut-nakutinya dengan azab atau hukuman-hukuman bagi pezina meski hal itu
ada dalam ajaran Islam.
C.
Materi Bagi Mad’u
Problem yang dihadapi:
1.
Timbulnya
penyesalan dan adakalanya mengalami stress,
2.
Berfikir
untuk melakukan aborsi,
3.
Menanggung
malu baik pada pihak sekolah, keluarga, maupun masyarakat, dan ia akan mendapat
cibiran dan tidak bebas bersosialisasi,
4.
Dikeluarkan
dari sekolah,
5.
Lelaki
yang menghamilinya tidak bertanggung jawab.
Materi dan
solusi islam terhadap mad’u:
1.
Memintanya
untuk sagera memohon ampun atas kesalahan yang ia lakukan dan tidak
mengulanginya kembali. Tegaskan padanya bahwa Allah maha pengampun bagi
hambaNya yang ingin segera kembali padaNya, sebagaimana ayat an-nisa’: 16
وَاللَّذَانِ يَأْتِيَانِهَا مِنْكُمْ فَآَذُوهُمَا فَإِنْ
تَابَا وَأَصْلَحَا فَأَعْرِضُوا عَنْهُمَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ تَوَّابًا
رَحِيمًا
“Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara
kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat
dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang”.
2.
Katakan
padanya bahwa penyesalan bukanlah solusi dari permasalahan yang ada. Dan tak
perlu bagi da’I untuk menyebut-nyebut hukum zina menurut islam.
3.
Perhatikan
juga kandungannya agar ia tak berfikir
untuk melakukan aborsi karena perhatian orang lain akan jabang bayi yang ada
dalam kandungannya. Katakana padanya bahwa bayi adalah anugerah titipan Allah
yang harus dijaga dan dilindungi. Ajak juga agar ia memeriksa kandungan serta
memperhatikan perkembangan kandungannya.
4.
Memberinya
motivasi agar tetap tegar, salain itu ajak ia untuk terlibat dalam
kegiatan-kegiatan baik di rumah maupun di luar rumah. Adapun sikap atau
pandangan nagatif orang-orang sekitar terhadapnya, maka tanamakan padanya bahwa
setiap apa yang kita lakukan selalu disertai resiko.
5.
Jika
orang yang menghamilinya tak bertanggung jawab, ajari ia agar tetap mandiri
tanpa mengaharap belas kasihan orang lain. Misalnya dalam hal nafkah, maka
peran da’i disini adalah memberinya solusi dalam hal mencari nafkah. Misalnya
dengan membuat kue dan menitipkannya di warung atau tolo terdekat, atau
mengikukannya kusrus menjahit, dll.
0 komentar:
Posting Komentar