Rabu, 16 Mei 2012

kendaraan hidup


Pesantren, sekolah, jurusan, asrama, atau apapun nama sebuah lembaga pendidikan, ia hanyalah sebagai sarana yang Allah berikan dan yang wajib kita syukuri tentunya. Bukanlah lembaga yang bisa memermak kita jadi apa yang diinginkan. Karena ia hanya sebagai kendaraan.
11 september 2011, perjalankku dan teman2 winant ke pernikahan temanku, Abidah menyadarkanku atau lebih tepatnya membuatku menganalogikan lembaga sama halnya dengan kendaraan yang memfasilitasi ku/kita untuk mencapai tujuan. Kita sebagai sopir, dan disamping  kita ada orangtua, dosen2, atau pimpinan, keluarga, dll sebagai pemberi arah jalan karena mereka lebih berpengalaman. Ya, aku hanya sebagai sopir, disampingku ada seorang yang berusaha menunjuki jalan karena ia yang lebih berpengalaman. Dan aku?? Aku hanya sekedar memilih jalan dengan dugaan2. Misalnya orangtuaku yang sisampingku mengingatkan ; nduk, ke kanan, lurus, hati2, pelan2, lebih cepat sedikit, ada jalan tol, ada jalan sempit, ada tikungan, rawan kecelakaan atau apalah yang yang bisa memberiku arahan. Belum lagi nasehat guru ; tetap semangat, jangan melirik sana-sini. ayahku ; kl nyetir yang serius, dan banyak lagi arahan2 yang terlontar. Tapi semua itu….hanya sekedar  arahan, semuanya atas kendaliku. Terserah aku, sang pengemudi. Apakah aku mau balajar pada beliau yang telah berpengalaman dan yang jelas memberi kita tujuan. Membantu kita memilih arah hidup. Jadi intinya, terserah kita mau kita arahkan kemana fasilitas mobil mewah itu??? ke tujuan yang benar dan selamat atau malah kita kemilih jurang???
Semua ada di tangan kita….kesuksesan dan kegagalan merupakan pilihan.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

About

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Pages - Menu

Rabu, 16 Mei 2012

kendaraan hidup


Pesantren, sekolah, jurusan, asrama, atau apapun nama sebuah lembaga pendidikan, ia hanyalah sebagai sarana yang Allah berikan dan yang wajib kita syukuri tentunya. Bukanlah lembaga yang bisa memermak kita jadi apa yang diinginkan. Karena ia hanya sebagai kendaraan.
11 september 2011, perjalankku dan teman2 winant ke pernikahan temanku, Abidah menyadarkanku atau lebih tepatnya membuatku menganalogikan lembaga sama halnya dengan kendaraan yang memfasilitasi ku/kita untuk mencapai tujuan. Kita sebagai sopir, dan disamping  kita ada orangtua, dosen2, atau pimpinan, keluarga, dll sebagai pemberi arah jalan karena mereka lebih berpengalaman. Ya, aku hanya sebagai sopir, disampingku ada seorang yang berusaha menunjuki jalan karena ia yang lebih berpengalaman. Dan aku?? Aku hanya sekedar memilih jalan dengan dugaan2. Misalnya orangtuaku yang sisampingku mengingatkan ; nduk, ke kanan, lurus, hati2, pelan2, lebih cepat sedikit, ada jalan tol, ada jalan sempit, ada tikungan, rawan kecelakaan atau apalah yang yang bisa memberiku arahan. Belum lagi nasehat guru ; tetap semangat, jangan melirik sana-sini. ayahku ; kl nyetir yang serius, dan banyak lagi arahan2 yang terlontar. Tapi semua itu….hanya sekedar  arahan, semuanya atas kendaliku. Terserah aku, sang pengemudi. Apakah aku mau balajar pada beliau yang telah berpengalaman dan yang jelas memberi kita tujuan. Membantu kita memilih arah hidup. Jadi intinya, terserah kita mau kita arahkan kemana fasilitas mobil mewah itu??? ke tujuan yang benar dan selamat atau malah kita kemilih jurang???
Semua ada di tangan kita….kesuksesan dan kegagalan merupakan pilihan.


 
Template Indonesia | Goresan Tinta Malam
Aku cinta Indonesia