Jumat, 04 Mei 2012

Berimanlah Dengan Secagkir Kopi




Logika trinitas layaknya logika secangkir kopi. Ya, secangkir kopi yang terdiri dari bubuk kopi, gula dan air. Logika trinitas juga layaknya logika tubuh, ada ruh,jiwa dan tubuh. 3 in 1, begitu katanya. Satu sama dengan tiga (1=3) dan sebaliknya tiga sama dengan satu (3=1). Secara akal, bagaimana bisa kita menerimanya? Tunggal sama dengan jamak dan sebaliknya. Membingungkan bukan? Ah.. okelah, jika mereka menjawab ‘ini keyakinan’. Oke. Lalu pertanyaannya, dari mana asal yakinnya? Apa hanya serta merta bergitu saja yakin? Ketahuilah, injil adalah satu-satuya kitab yang laris manis di pasaran yang dilarang untuk memikirkan hakikat Tuhan mereka. 
Jika tuhan bapa, tuhan anak dan roh kudus dianggap satu kesatuan, sama halnya dengan secangkir kopi yang terdiri dari 3 unsur di atas. Ketiganya memang bisa bersatu dengan satu bentuk dan nama, secangkir kopi. Namun pada hakikatnya ke-tiganya berbeda. Air bukan kopi, kopi bukan gula, dan gula bukan air. Jika kita meminta air, namun ternyata seseorang memberi kopi, benarkah? Tidakkah kita tak merasa orang tersebut ‘aneh’, atau paling tidak dia belum konek, atau memang tidak mengerti apa itu air dan apa itu kopi? Kesempurnaan secangkir kopi karena adanya ke-3 tersebut. Tak ada air, ‘pembuatan’ secangkir kopi akan gagal. Lalu bagaimana dengan Tuhan bapa, Tuhan Anak dan roh bersatu dalam satu kesatuan? Ketiga unsur ini justru menggambarkan ketidak sempurnaan Tuhan. antara satu unsur dengan unsur lainnya saling ketergantungan. Jika begitu, apa bedanya tuhan dengan manusia? Tak layak jika tuhan bergantung pada lainnya, ini menandakan Tuhan tak memilki kuasa penuh. Apakah Tuhan merupakan tim yang saling bekerja sama? Jelas ini pelecahan terhadap Tuhan. Bagaimana bisa tuhan memiliki sifat seperti manusia. Hmmm… berimanlah dengan secangkir kopi.


2 komentar:

ar_fauzi mengatakan...

mari minum kopi.....

Tetesan Malam mengatakan...

diminum kopinya...beriman jadinya...:-)

Posting Komentar

Pengikut

About

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Pages - Menu

Jumat, 04 Mei 2012

Berimanlah Dengan Secagkir Kopi




Logika trinitas layaknya logika secangkir kopi. Ya, secangkir kopi yang terdiri dari bubuk kopi, gula dan air. Logika trinitas juga layaknya logika tubuh, ada ruh,jiwa dan tubuh. 3 in 1, begitu katanya. Satu sama dengan tiga (1=3) dan sebaliknya tiga sama dengan satu (3=1). Secara akal, bagaimana bisa kita menerimanya? Tunggal sama dengan jamak dan sebaliknya. Membingungkan bukan? Ah.. okelah, jika mereka menjawab ‘ini keyakinan’. Oke. Lalu pertanyaannya, dari mana asal yakinnya? Apa hanya serta merta bergitu saja yakin? Ketahuilah, injil adalah satu-satuya kitab yang laris manis di pasaran yang dilarang untuk memikirkan hakikat Tuhan mereka. 
Jika tuhan bapa, tuhan anak dan roh kudus dianggap satu kesatuan, sama halnya dengan secangkir kopi yang terdiri dari 3 unsur di atas. Ketiganya memang bisa bersatu dengan satu bentuk dan nama, secangkir kopi. Namun pada hakikatnya ke-tiganya berbeda. Air bukan kopi, kopi bukan gula, dan gula bukan air. Jika kita meminta air, namun ternyata seseorang memberi kopi, benarkah? Tidakkah kita tak merasa orang tersebut ‘aneh’, atau paling tidak dia belum konek, atau memang tidak mengerti apa itu air dan apa itu kopi? Kesempurnaan secangkir kopi karena adanya ke-3 tersebut. Tak ada air, ‘pembuatan’ secangkir kopi akan gagal. Lalu bagaimana dengan Tuhan bapa, Tuhan Anak dan roh bersatu dalam satu kesatuan? Ketiga unsur ini justru menggambarkan ketidak sempurnaan Tuhan. antara satu unsur dengan unsur lainnya saling ketergantungan. Jika begitu, apa bedanya tuhan dengan manusia? Tak layak jika tuhan bergantung pada lainnya, ini menandakan Tuhan tak memilki kuasa penuh. Apakah Tuhan merupakan tim yang saling bekerja sama? Jelas ini pelecahan terhadap Tuhan. Bagaimana bisa tuhan memiliki sifat seperti manusia. Hmmm… berimanlah dengan secangkir kopi.



 
Template Indonesia | Goresan Tinta Malam
Aku cinta Indonesia