Minggu, 06 Mei 2012
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka
apakah kamu tidak memperhatikan?” (Qs. adz-Dhariyat 20-21)
Saatku masih kecil, pernah ku Tanya pada ibuku, “mak, Tuhan itu
seperti apa sih?? Tuhan di mana?”. Mamak. Begitulah aku memnggil wanita mulia
itu. Ingatan itu masih jelas. Pertanyaan itu ku lontarkan kira-kira saat aku
berusia 6 atau 7 tahun ketika ibuku mendandani-ku untuk berangkat
sekolah.
“ssstt… ndak boleh Tanya gitu. Tuhan itu ada, tapi ndak boleh
nanya seperti itu”. Kebingungan menjawab pertanyaanku terlihat dari wajah dan
gerakan ibuku.
Jawaban seperti itu sering ku dengar, termasuk guru dan
ustad/dz-ku. Mereka selalu bilang “ndak ilok”, maksudnya pertanyaan itu
tidak layak dilontarkan. Yah… aku hanya bisa diam. Manut. Meski begitu,
pertanyaan terus ada di benakku, hanya saja… selalu ku simpan rapi dalam benak.
Jujur, sering aku mencoba membayangkan ‘bentuk’ Tuhan. Bayangan yang sering muncul
saat itu adalah, Tuhan adalah seorang laki-laki dan seperti raja yang sering ku
lihat di TV. Guru ngajiku juga bilang, “Tuhan itu ada di mana-mana, selalu
memantau kita”. Aku bingung, bagaimana bisa?? bayangan yang muncul pun, Tuhan
yang seperti raja itu terbang memantau manusia dari atas. Menoleh ke kanan dan
ke kiri. Ah… tapi tak mungkin. Jika Tuhan terbang, pasti ada yang luput dari
pengawasannya. Ini tak sesuai dengan penjelasan guru ngajiku itu. “bayanganku
ini berarti tak benar”. Kira-kira begitu gumamku saat itu. sempat terfikir
juga, jika Tuhan laki-laki dan selalu memantau, maka kaum hawa akan malu dengan
beberapa aktifitasnya yang tak layak diketahui ‘non-nya’, ya… walau Tuhan
sekalipun. Hah… entahlah, mungkin beginilah imajinasi anak-anak. Bayangan-bayangnku
itu sering ku munculkan dan ku tepis lagi jika ingat nasihat guruku, “jangan
mikir Tuhan, percaya aja”. Hmmm…
Usiaku ku yang makin bertambah, mencoba memahami kata ‘yakin’
untuk Tuhan. bayangan-bayangan itu pun hilang dengan sendirinya. Bertambah
usia, bertambah pula pengetahuanku. Setidaknya aku dipahamkan dengan logika
alam. Logikanya, ada alam, pasti ada yang menciptakan. Ya! Sangat sederhana.
Setidaknya jawaban itu menambah keyakinan ku akan adanya Tuhan. keyakinan itu
makin bertambah dan tidak meragukan sama sekali seiring dengan usia dan
pengetahuan-pengetahuan yang sedikit demi sedikit masuk dalam memoriku (meski
pengetahuan yang ku tahu pun tak banyak). Guru-guruku selalu mengatakan “Tuhan
itu diyakini saja, tak perlu dipikirkan karena akal kita ini terbatas dan tak
kan mampu memahami hakikat Tuhan”, itulah komentarnya setelah menjelaskan
kembali logika alam seperti yang tadi ku ceritakan.
Keyakinanku bertambah. Dari sekian ‘perjalanan pemikiranku’, aku
hanya ingin mengatakan “Tuhan…. Maafkan aku”. Keyakinan ini bertambah saat aku membaca
buku sederhana berjudul ‘iman secangkir kopi’ karya doni osmon. Ku katakana
sederhana karena bukunya kecil, tipis, dan tuntunya ringan, dan bisa ku
dapatkan dengan harga yang tak merogoh kantong dalam-dalam. Cukup 5rb.
(upss..curhat. Ahaha..). logika sandal yang meyakinkan. Adanya sandal
menandakan ada yang membuat, atau paling tidak ketika tergeletak sandal, menandakan
ada yang punya. Logika ini tak mungkin terbantahkan. Menurutku ini termasuk keyakinan
universal. Sekali lagi, aku/kita yakin ada yang membuat. Namun.. bagaimanapun
juga kita tak akan mampu menggambarkan sosok ‘sang pembuat sandal’, atau kita
tak kan pernah tahu sosok orang yang memakai sandal itu. apakah orangnya
tinggi, putih, gondrong, buta atau tidak, dsb. Gambaran sosok itu tak kan
mungkin bisa diketahui sebelum kita belum bertemu dengannya. Yup! Kita hanya
bisa mengetahui eksistensinya, bukan bentuknya. Begitu juga dengan Tuhan, kita
tahu eksistensinya dari tanda-tanda yang ia berikan, alam bahkan diri kita
sendiri. Keyakinan yang di ajarkan
Islam, tak hanya semata-mata yakin. Islam justru menganjurkan manusia
berfikir untuk memahami adanya Tuhan. ini sejalan dengan firmanNya
وَفِي الْأَرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ .وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُونَ
“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka
apakah kamu tidak memperhatikan?” (Qs. adz-Dhariyat 20-21)
Wallahua’lam…
0 komentar:
Posting Komentar