Kamis, 10 Mei 2012
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Fisik, rasa-rasanya saat ini menjadi tolak ukur ‘kebagusan’
seseorang. Kebanyakan orang memoles fisik dengan sekena-kenanya.
Berapapun biaya yang dihabiskan, akan dilakulan, dengan sepenuh hati.
Ikhlas. Tapi bagaimana dengan polesan hati. Mengenai tubuh kita ini,
sya’ir abu fath al-basty mungkin bisa mewakili
Wahai budak tubuh, berapa banyak kau telah berupaya keras berkhidmat kepadanya
Apakah engkau mencari keuntungan dari sesuatu yang di dalamnya ada kerugian
Menghadaplah pada jiwa, dan sempurnakanlah kelebihan-kelebihannya
Sebab kemanusiaanmu adalah karena jiwa, bukan karena fisik.
Juga sya’ir dari zahir bin abi salmah, “lidah pemuda adalah setengah, dan setengah lainnya adalah hatinya. Maka tidak ada lagi yang tersisa kecuali danging dan darah.”
Ya…
tapi kenyataan yang kita lihat, kebanyakan orang memprioritaskan yang
penting dari yang lebih penting. Bukankah kekasih kita pernah bersabda, at-taqwa hahuna
(takwa itu disini) sambil beliau menunjuk dadanya. Nilai diri kita ada
dalam hati, yaitu ketakwaan dan kimanan. Allah pun pun menilai kita dari
takwa yang kita miliki. Bukankah fisik, daging dan apa yang tampak dari
fisik kita ini hanya sebagai pembungkus tulang?? tak perlu ragu, yang
ada dalam hati akan terpancar dalam wajah, dan sifat yang juga akan
mengikuti hati. Banyak orang yang fisiknya termasuk pas-pas-an
tapi ia memilki banyak cinta. Cinta yang sebenarnya adalah cinta yang
tumbuh dari jiwa yang dimiliki. Memang banyak orang menyukai seseorang
yang ia temui saat pendangan pertama, tapi yang tak kalah banyak juga
betapa banyak yang tak bertahan dengan indahnya fisik yang ditemuinya
pertama kali itu. Dalam buku fiqih prioritas ust Yusuf Qordhowi
rahimahullah mengtakan, “apa arti badan pada akhirnya, bukankah ia hanya
sekedar pembungkus tulang-belulang. Sedangkan hakikat manusia tidak
lain adalah akal dan hati. “
Sebuah ayat mengenai fisik orang munafik, disebutkan “ dan apabila kamu melihat tubuh mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikanmu kagum..(al-munafikun; 4) Juga fisik kaum ‘Ad, “dan Tuhan yelah melebihkan kekuatan tubuh dan perawaknmu..” (a-a’raf 69) yang pada akhirnya, dengan bekal fisiknya itulah kaum ‘Ad menyombongkan diri mereka sendiri..” adapun
kaum ‘Ad mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar
dan berkata, ‘siapakah yang lebih besar kekuatannya daripaa kami..”( fushilat 15).
Dalam
ayat lain lain juga disebutkan,” sungguh akan datang pada hari kiamat
seorang laki-laki yang besar dan gemuk, maka disisi allah ia tidak
sampai seberat timbangan sayap nyamuk”( al-kahfi 105)
Ayat
yang menggetarkan hati. Bagaiman mungkin tubuh yang kita rawat dengan
susah payah ini beratnya tak sampai seberat sayap nyamuk (saja)?? Suatu
ketika, saat Ibnu Mas’ud mamanjat pohon dan kedua betisnya yang kecil
dan kurus yang terlihat membuat para sahabat menertawainya. Lalu
Rasulullah bertanya,”apakah kalian tertawa karena kecilnya betis? Demi
zat yang menguasai diriku, kedua betis itu lebih berat dalam timbangan
Allah dari pada gunung uhud”. Subhanallah..dalam hadits juga disebutkan
ان الله لا ينظر الى اجسامكم ولاالى صواركم, ولكن ينظر الى قلوبكم"”
Dan
yang pasti, jangan sampai fisik “pas” membatasi kita untuk sukses.
Tampil saja apa adanya, toh pembuatan kita yang mungkin sederhana ini
berasal dari proses yang tak sederhana. Dan yang tak pantas dilupakan
adalah Sang Pencipta diri kita yang ada sekarang ini. Tapi bukan berarti
kita tak perlu memperhatikan fisik, dunia ini baiknya dilakukan dengan
seimbang. Menjaga jiwa dan fisik juga sama-sama harus menjadi perhatian
karena salah satu cara mensyukuri nikmatNya adalah dengan menjaga dan
memaksimalkannya. So, hal pertama yang dilihat dari seseorang adalah
hatinya
0 komentar:
Posting Komentar