Kamis, 10 Mei 2012

Tubuhmu- Tubuhku

Fisik, rasa-rasanya saat ini menjadi tolak ukur ‘kebagusan’ seseorang. Kebanyakan orang memoles fisik dengan sekena-kenanya. Berapapun biaya yang dihabiskan, akan dilakulan, dengan sepenuh hati. Ikhlas. Tapi bagaimana dengan polesan hati. Mengenai tubuh kita ini, sya’ir abu fath al-basty mungkin bisa mewakili

Wahai budak tubuh, berapa banyak kau telah berupaya keras berkhidmat kepadanya
Apakah engkau mencari keuntungan dari sesuatu yang di dalamnya ada kerugian
Menghadaplah pada jiwa, dan sempurnakanlah kelebihan-kelebihannya
Sebab kemanusiaanmu adalah karena jiwa, bukan karena fisik.
Juga sya’ir dari zahir bin abi salmah, “lidah pemuda adalah setengah, dan setengah lainnya adalah hatinya. Maka tidak ada lagi yang tersisa kecuali danging dan darah.”
Ya… tapi kenyataan yang kita lihat, kebanyakan orang memprioritaskan yang penting dari yang lebih penting. Bukankah kekasih kita pernah bersabda, at-taqwa hahuna (takwa itu disini) sambil beliau menunjuk dadanya. Nilai diri kita ada dalam hati, yaitu ketakwaan dan kimanan. Allah pun pun menilai kita dari takwa yang kita miliki. Bukankah fisik, daging dan apa yang tampak dari fisik kita ini hanya sebagai pembungkus tulang?? tak perlu ragu, yang ada dalam hati akan terpancar dalam wajah, dan sifat yang juga akan mengikuti hati. Banyak orang yang fisiknya termasuk pas-pas-an tapi ia memilki banyak cinta. Cinta yang sebenarnya adalah cinta yang tumbuh dari jiwa yang dimiliki. Memang banyak orang menyukai seseorang yang ia temui saat pendangan pertama, tapi yang tak kalah banyak juga betapa banyak yang tak bertahan dengan indahnya fisik yang ditemuinya pertama kali itu. Dalam buku fiqih prioritas ust Yusuf Qordhowi rahimahullah mengtakan, “apa arti badan pada akhirnya, bukankah ia hanya sekedar pembungkus tulang-belulang. Sedangkan hakikat manusia tidak lain adalah akal dan hati. “
Sebuah ayat mengenai fisik orang munafik, disebutkan “ dan apabila kamu melihat tubuh mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikanmu kagum..(al-munafikun; 4) Juga fisik kaum ‘Ad, “dan Tuhan yelah melebihkan kekuatan tubuh dan perawaknmu..” (a-a’raf 69) yang pada akhirnya, dengan bekal fisiknya itulah kaum ‘Ad menyombongkan diri mereka sendiri..” adapun kaum ‘Ad mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata, ‘siapakah yang lebih besar kekuatannya daripaa kami..”( fushilat 15).  
Dalam ayat lain lain juga disebutkan,” sungguh akan datang pada hari kiamat seorang laki-laki yang besar dan gemuk, maka disisi allah ia tidak sampai seberat timbangan sayap nyamuk”( al-kahfi 105)
Ayat yang menggetarkan hati. Bagaiman mungkin tubuh yang kita rawat dengan susah payah ini beratnya tak sampai seberat sayap nyamuk (saja)??  Suatu ketika, saat Ibnu Mas’ud mamanjat pohon dan kedua betisnya yang kecil dan kurus yang terlihat membuat para sahabat menertawainya. Lalu Rasulullah bertanya,”apakah kalian tertawa karena kecilnya betis? Demi zat yang menguasai diriku, kedua betis itu lebih berat dalam timbangan Allah dari pada gunung uhud”. Subhanallah..dalam hadits juga disebutkan
ان الله لا ينظر الى اجسامكم ولاالى صواركم, ولكن ينظر الى قلوبكم"”
Dan yang pasti, jangan sampai fisik “pas” membatasi kita untuk sukses. Tampil saja apa adanya, toh pembuatan kita yang mungkin sederhana ini berasal dari proses yang tak sederhana. Dan yang tak pantas dilupakan adalah Sang Pencipta diri kita yang ada sekarang ini. Tapi bukan berarti kita tak perlu memperhatikan fisik, dunia ini baiknya dilakukan dengan seimbang. Menjaga jiwa dan fisik juga sama-sama harus menjadi perhatian karena salah satu cara mensyukuri nikmatNya adalah dengan menjaga dan memaksimalkannya. So, hal pertama yang dilihat dari seseorang adalah hatinya

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

About

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Pages - Menu

Kamis, 10 Mei 2012

Tubuhmu- Tubuhku

Fisik, rasa-rasanya saat ini menjadi tolak ukur ‘kebagusan’ seseorang. Kebanyakan orang memoles fisik dengan sekena-kenanya. Berapapun biaya yang dihabiskan, akan dilakulan, dengan sepenuh hati. Ikhlas. Tapi bagaimana dengan polesan hati. Mengenai tubuh kita ini, sya’ir abu fath al-basty mungkin bisa mewakili

Wahai budak tubuh, berapa banyak kau telah berupaya keras berkhidmat kepadanya
Apakah engkau mencari keuntungan dari sesuatu yang di dalamnya ada kerugian
Menghadaplah pada jiwa, dan sempurnakanlah kelebihan-kelebihannya
Sebab kemanusiaanmu adalah karena jiwa, bukan karena fisik.
Juga sya’ir dari zahir bin abi salmah, “lidah pemuda adalah setengah, dan setengah lainnya adalah hatinya. Maka tidak ada lagi yang tersisa kecuali danging dan darah.”
Ya… tapi kenyataan yang kita lihat, kebanyakan orang memprioritaskan yang penting dari yang lebih penting. Bukankah kekasih kita pernah bersabda, at-taqwa hahuna (takwa itu disini) sambil beliau menunjuk dadanya. Nilai diri kita ada dalam hati, yaitu ketakwaan dan kimanan. Allah pun pun menilai kita dari takwa yang kita miliki. Bukankah fisik, daging dan apa yang tampak dari fisik kita ini hanya sebagai pembungkus tulang?? tak perlu ragu, yang ada dalam hati akan terpancar dalam wajah, dan sifat yang juga akan mengikuti hati. Banyak orang yang fisiknya termasuk pas-pas-an tapi ia memilki banyak cinta. Cinta yang sebenarnya adalah cinta yang tumbuh dari jiwa yang dimiliki. Memang banyak orang menyukai seseorang yang ia temui saat pendangan pertama, tapi yang tak kalah banyak juga betapa banyak yang tak bertahan dengan indahnya fisik yang ditemuinya pertama kali itu. Dalam buku fiqih prioritas ust Yusuf Qordhowi rahimahullah mengtakan, “apa arti badan pada akhirnya, bukankah ia hanya sekedar pembungkus tulang-belulang. Sedangkan hakikat manusia tidak lain adalah akal dan hati. “
Sebuah ayat mengenai fisik orang munafik, disebutkan “ dan apabila kamu melihat tubuh mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikanmu kagum..(al-munafikun; 4) Juga fisik kaum ‘Ad, “dan Tuhan yelah melebihkan kekuatan tubuh dan perawaknmu..” (a-a’raf 69) yang pada akhirnya, dengan bekal fisiknya itulah kaum ‘Ad menyombongkan diri mereka sendiri..” adapun kaum ‘Ad mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata, ‘siapakah yang lebih besar kekuatannya daripaa kami..”( fushilat 15).  
Dalam ayat lain lain juga disebutkan,” sungguh akan datang pada hari kiamat seorang laki-laki yang besar dan gemuk, maka disisi allah ia tidak sampai seberat timbangan sayap nyamuk”( al-kahfi 105)
Ayat yang menggetarkan hati. Bagaiman mungkin tubuh yang kita rawat dengan susah payah ini beratnya tak sampai seberat sayap nyamuk (saja)??  Suatu ketika, saat Ibnu Mas’ud mamanjat pohon dan kedua betisnya yang kecil dan kurus yang terlihat membuat para sahabat menertawainya. Lalu Rasulullah bertanya,”apakah kalian tertawa karena kecilnya betis? Demi zat yang menguasai diriku, kedua betis itu lebih berat dalam timbangan Allah dari pada gunung uhud”. Subhanallah..dalam hadits juga disebutkan
ان الله لا ينظر الى اجسامكم ولاالى صواركم, ولكن ينظر الى قلوبكم"”
Dan yang pasti, jangan sampai fisik “pas” membatasi kita untuk sukses. Tampil saja apa adanya, toh pembuatan kita yang mungkin sederhana ini berasal dari proses yang tak sederhana. Dan yang tak pantas dilupakan adalah Sang Pencipta diri kita yang ada sekarang ini. Tapi bukan berarti kita tak perlu memperhatikan fisik, dunia ini baiknya dilakukan dengan seimbang. Menjaga jiwa dan fisik juga sama-sama harus menjadi perhatian karena salah satu cara mensyukuri nikmatNya adalah dengan menjaga dan memaksimalkannya. So, hal pertama yang dilihat dari seseorang adalah hatinya

 
Template Indonesia | Goresan Tinta Malam
Aku cinta Indonesia