Kamis, 10 Mei 2012

Antara Daging dan Kucing


Knp harus daging dan kucing. Tak adil menurutku. Bagaimana bisa daging yang pasif dihadapkan dengan kucing yang aktif . daging hanya bisa diam, kecuali di ‘geret’ kucing. Kucing yang penciumamnya tajam, mencium sedikit bau daging sedap, membuatnya akan segera ‘aktif’ mencari sumber bau. Daging hanya diam dan tak tau apa2. Sekali lagi, dia pasif. Jika kucing dihadapkan dg daging, yang untung kucing kan. Di bisa memuaskan lambungnya. Namun setelah puas, ia tinggalkan daging yang pasif itu.ya!! Daging pasif yang telah tak berbentuk itu kini di tinggalkannya setelah beberapa waktu ia berusaha mencari dan kemudian ia melahapnya. Malang benar nasib daging yang memang tak terjaga itu…
Sebenarnya kuncinya ada pada daging dan pemiliki daging itu sendiri bukan. Jika daging itu dijaga degan baik, minimal ditutup agar tak tercium lagi bau yang menarik kucing untuk mendekat.
Tapi terkadang kucing juga terlalu lihai mencari cara dan celah. Mungki saja ia mengintai dari kejauhan, sehingga mungkin ia tau dimana tempat daging disimpan. Tak sedikit kucing yang berusaha sekuat tenaga naik ke tempat tinggi untuk menemukan dan melahap atau sekedar mencicipi daging yang sudah berusaha tersimpan itu. Walau pada akhirnya di tinggalkannya juga. Jika ditanya, mangapa kau tinggal daging yang sudah kau dapatkan itu?,” Sudah kenyang”, begitu katanya. Hah…. Kenyang. Satu kata dalam kamus kucing biadap. Tp wajar si… gag punya otak. Namanya juga kucing. (^_^)
Daging malang yang tak usai dilahapnya tentu akan merasa disia-siakan. siapapun tak meinginginkannya, daging bekas itu. Karena tak ada yang menpedulikannya lagi, akhirnya daging itu tergeletak  tak terurus. Dan mungkin, ia akan rela-rela saja dilahap siapapun yang akan melahapnya. Hingga tak tersisa…atau ..jika tak ada yang menginginkannya, ya….terbuang.

19 February 2012
10.07

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

About

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Pages - Menu

Kamis, 10 Mei 2012

Antara Daging dan Kucing


Knp harus daging dan kucing. Tak adil menurutku. Bagaimana bisa daging yang pasif dihadapkan dengan kucing yang aktif . daging hanya bisa diam, kecuali di ‘geret’ kucing. Kucing yang penciumamnya tajam, mencium sedikit bau daging sedap, membuatnya akan segera ‘aktif’ mencari sumber bau. Daging hanya diam dan tak tau apa2. Sekali lagi, dia pasif. Jika kucing dihadapkan dg daging, yang untung kucing kan. Di bisa memuaskan lambungnya. Namun setelah puas, ia tinggalkan daging yang pasif itu.ya!! Daging pasif yang telah tak berbentuk itu kini di tinggalkannya setelah beberapa waktu ia berusaha mencari dan kemudian ia melahapnya. Malang benar nasib daging yang memang tak terjaga itu…
Sebenarnya kuncinya ada pada daging dan pemiliki daging itu sendiri bukan. Jika daging itu dijaga degan baik, minimal ditutup agar tak tercium lagi bau yang menarik kucing untuk mendekat.
Tapi terkadang kucing juga terlalu lihai mencari cara dan celah. Mungki saja ia mengintai dari kejauhan, sehingga mungkin ia tau dimana tempat daging disimpan. Tak sedikit kucing yang berusaha sekuat tenaga naik ke tempat tinggi untuk menemukan dan melahap atau sekedar mencicipi daging yang sudah berusaha tersimpan itu. Walau pada akhirnya di tinggalkannya juga. Jika ditanya, mangapa kau tinggal daging yang sudah kau dapatkan itu?,” Sudah kenyang”, begitu katanya. Hah…. Kenyang. Satu kata dalam kamus kucing biadap. Tp wajar si… gag punya otak. Namanya juga kucing. (^_^)
Daging malang yang tak usai dilahapnya tentu akan merasa disia-siakan. siapapun tak meinginginkannya, daging bekas itu. Karena tak ada yang menpedulikannya lagi, akhirnya daging itu tergeletak  tak terurus. Dan mungkin, ia akan rela-rela saja dilahap siapapun yang akan melahapnya. Hingga tak tersisa…atau ..jika tak ada yang menginginkannya, ya….terbuang.

19 February 2012
10.07

 
Template Indonesia | Goresan Tinta Malam
Aku cinta Indonesia